ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Dua hal penting dalam konsep keberlanjutan ini yaitu kebutuhan dan generasi mendatang sehingga berkelanjutan perlu memperhatikan
a.Konsep kebutuhan. Menciptakan kondisi yang menjaga terpenuhinya kebutuhan hidup yang memedai bagi seluruh masyarakat.
b.Konsep keterbatasan. Menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini akan datang.
Tujuan pembangunan ekonomi dan social harus dituangkan dalam gagasan berkelanjutan. Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan
Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Proses berkelanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan.
Visi arsitektur berkelanjutan :· Mengurangi emisi gas rumah kaca· Mementingkan sisi kualitas daripada kuantitas hidup
3 aspek utama dalma konsep berkelanjutan
Arsitektur berkelanjutan mempunyai uraian seperti :
Efisiensi penggunaan energy
Efisiensi penggunaan lahan
Efisiensi penggunaan material
Penggunaan teknologi dan material terbarukan
Manajemen limbah
Bangunan BerkelanjutanSustainable building tidak terlepas dari konsep sustainable development yaitu bahwa setiap pembangunan suatu konstruksi bangunan maka perlu perhatikan 3 pilar :· Keberlanjutan lingkungan· Keberlanjutan ekonomi· Keberlanjutan social
Tujuan sustainability building
Menyelamatkan manusia dan lingkungan
Menunjukan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi danpelayanan social.
Menghasilkan penghematan dana bagi pembangunan
Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan pengunjung
Mempercepat tujuan kota
Kontruksi Berkelanjutan
Ada 6 prinsip dalam konstruksi berkelanjutan, yaitu :
Bahan Bangunan Berkelanjutan
Pemilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan ada beberapa factor
Contoh Arsitektur Berkelanjutan :
Arsitektur tradisional di tanah air telah dirancang dibangun dan dihuni dengan konsep berkelanjutan. Penggunaan material alam yang tidak melalui proses pabrikasi yang tidak ramah lingkungan, pengawetan material seperti bambu yang dilakukan secara alami, merupakan satu contoh pendekatan keberlanjutan yang digunakan. Sistem struktur yang merespon gempa, kondisi tanah, dan faktor alam lainnya, menunjukkan pendekatan yang kontekstual dan responsif. Demikian halnya dalam upaya menciptakan kenyamanan di dalam bangunan, desain yang mengoptimalkan masuknya cahaya alami dan penghawaan alami menujukkan pendekatan desain hemat energi dan penggunaan energi terbarukan.
Dua hal penting dalam konsep keberlanjutan ini yaitu kebutuhan dan generasi mendatang sehingga berkelanjutan perlu memperhatikan
a.Konsep kebutuhan. Menciptakan kondisi yang menjaga terpenuhinya kebutuhan hidup yang memedai bagi seluruh masyarakat.
b.Konsep keterbatasan. Menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini akan datang.
Tujuan pembangunan ekonomi dan social harus dituangkan dalam gagasan berkelanjutan. Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan
a.Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.
b.Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources ) tidak boleh melebihi potensi lestarinya
c.Pembuangan limbah industri dan rumah tangga dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran
d.Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan.
b.Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources ) tidak boleh melebihi potensi lestarinya
c.Pembuangan limbah industri dan rumah tangga dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran
d.Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan.
Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Proses berkelanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan.
Visi arsitektur berkelanjutan :· Mengurangi emisi gas rumah kaca· Mementingkan sisi kualitas daripada kuantitas hidup
3 aspek utama dalma konsep berkelanjutan
· Kemajuan social
· Pertumbuhan ekonomi
· Keseimbangan ekologi
· Tindakan untuk mendukung konstruksi berkelanjutan
Imbah produksi
Penggunaan air
Pengguanaan energy saat bangunan dipakai
Pengelolaan limbah




Arsitektur berkelanjutan mempunyai uraian seperti :





Bangunan BerkelanjutanSustainable building tidak terlepas dari konsep sustainable development yaitu bahwa setiap pembangunan suatu konstruksi bangunan maka perlu perhatikan 3 pilar :· Keberlanjutan lingkungan· Keberlanjutan ekonomi· Keberlanjutan social
Tujuan sustainability building





Kontruksi Berkelanjutan
Manfaat dari konstruksi berkelanjutan adalah menciptakan kehidupan yang berkualitas, seperti penghematan energy, kualitas lingkungan yang baik.
Ada 6 prinsip dalam konstruksi berkelanjutan, yaitu :
1. Meminimalkan konsumsi sumber daya
2. Memaksimalkan pemanfaatan kembali
3. Menggunakan sumber daya yang terbarukan
4. Melestarikan lingkungan
5. Menciptakan lingkungan yang sehat
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun
Bahan Bangunan Berkelanjutan
Prinsip utama dalam pemilihan bahan bangunan yang berkelanjutan dalah memaksimalkan penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui dan penggunaan kembali bahan yang masih boleh digunakan untuk mengurangi limbah dan mengurangi kawasan landfill untuk tempat pembuangan sampah.
Pemilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan ada beberapa factor
· Bahan bangunan itu dapat dipakai kembali
· Materialnya asli
· Energinya diwujudkan
· Produksi material
· Efek racun dari material bangunan
· Umur produksi
· Memprioritaskan material alami
Menggunakan bahan bangunan alami·Jerami·Bamboo
Contoh Arsitektur Berkelanjutan :
Arsitektur Tradisional sebagai Arsitektur yang
Berkelanjutan
Gambar 1. Pondasi
umpak dan sistem struktur pada rumah Nias
Demikian halnya pada sistem struktur atap, sebagai contoh
sistem struktur atap pada rumah Tongkonan yang memiliki dua variasi material
atap yaitu, atap bambu dan atap batu. Atap bambu menggunakan material bambu
yang disusun sedemikian rupa agar air hujan tidak dapat masuk ke dalam
bangunan. Bambu yang membusuk justru akan menghaasilkan lumut yang akan
menutupi permukaan atap dan berperan sebagai pelapis yang mencegah air masuk ke
dalam bangunan (gambar 2). Sedangkan atap batu (gambar 3) dibuat dari batu yang
dipahat dengan ukuran sekitar 50 x 30 cm dengan ketebalan sekitar 2-3 cm.
Material batu tersebut kemudian diletakkan pada struktur atap dengan
menggunakan kulit bambu sebagai pengikatnya. Dengan sistem pengikatan, maka
atap batu tidak akan jatuh walaupun terjadi gempa, hal ini berbeda dengan
sistem atap genteng yang hanya dikaitkan pada struktur atap. Kedua material ini
menunjukkan bahwa konsep keberlanjutan telah dipertimbangkan dalam desain
sistem struktur sampai pada material yang digunakan.
Gambar 2. Sistem
struktur dan material atap bambu pada rumah
Tongkonan di Toraja, Sulawesi Selatan
Gambar 3. Sistem
struktur dan material atap batu pada rumah
Tongkonan di Toraja, Sulawesi Selatan
Pertimbangan struktur bukan satu-satunya pertimbangan desain rumah tradisional yang
mengakomodasi konsep keberlanjutan. Pertimbangan teknis lain seperti kenyamanan
termal dengan mengoptimalkan penghawaan alami, kualitas pencahayaan alami
dengan memasukkan cahaya alami, dilakukan untuk menciptakan kenyamanan bagi
penghuni rumah. Bukaan yang cukup besar pada bagian fasade rumah Nias (gambar
4) misalnya, berperan dalam memasukkan cahaya dan penghawaan alami ke dalam
bangunan. Sementara konsep rumah panggung pada rumah Dayak (gambar 5) dan rumah
Banjar (gambar 6), serta arsitektur tradisional lainnya di tanah air,
menunjukkan suatu keputusan desain yang ramah lingkungan. Bangunan panggung
dipertimbangkan untuk mensiasati kelembaban tanah dan menciptakan kenyamanan di
dalamnya. Di sisi lain, konsep bangunan panggung juga mengurangi atau
menghilangkan dampak yang timbul pada lingkungan. Konsep rumah panggung
memungkinkan bumi tetap dapat bernafas, dan terciptanya area resapan air.
Dengan konsep ini, alam tetap dapat terjaga kelestariannya, hal yang sangat
berbeda dengan apa yang dilakukan dalam proses pembangunan bangunan modern yang
menggunakan pondasi tiang pancang, dan bangunan yang menutupi permukaan bumi.
Gambar 4. Bukaan pada
rumah Nias berperan dalam mengoptimalkan pencahayaan alami dan penghawaan
alami, sebuah pendekatan arsitektur hemat energi dan berkelanjutan
Sumber: Dokumentasi penulis, 2010
Gambar 5. Rumah Dayak
dengan konsep rumah panggung, mensiasati kondisi tepian sungai yang lembab.
Sumber: Dokumentasi penulis, 2013
Gambar 6. Rumah Banjar
mengakomodasi konsep arsitektur kolong atau rumah panggung.
Sumber: Dokumentasi penulis, 2013
Dari berbagai bahasan di atas, terlihat bahwa arsitektur
tradisional di Indonesia telah dirancang, dibangunan dan digunakan dengan
konsep arsitektur berkelanjutan. Hal ini terlihat dari sisi desain, sistem
struktur serta material yang digunakan serta proses konstruksi yang tetap
mempertimbangkan keberlanjutan dan alam sebagai konteksnya.
Kesimpulan
Arsitektur tradisional di tanah air telah dirancang dibangun dan dihuni dengan konsep berkelanjutan. Penggunaan material alam yang tidak melalui proses pabrikasi yang tidak ramah lingkungan, pengawetan material seperti bambu yang dilakukan secara alami, merupakan satu contoh pendekatan keberlanjutan yang digunakan. Sistem struktur yang merespon gempa, kondisi tanah, dan faktor alam lainnya, menunjukkan pendekatan yang kontekstual dan responsif. Demikian halnya dalam upaya menciptakan kenyamanan di dalam bangunan, desain yang mengoptimalkan masuknya cahaya alami dan penghawaan alami menujukkan pendekatan desain hemat energi dan penggunaan energi terbarukan.
Dalam menciptakan arsitektur yang berkelanjutan pada
bangunan modern, maka metode perancangan yang dilakukan nenek moyang kita pada
arsitektur tradisional dapat digunakan. Desain yang dihasilkan dapat sangat
berbeda karena konteks serta fungsi yang berbeda, namun pendekatan yang sama
yang berorientasi pada terciptanya arsitektur berkelanjutan dapat dilakukan.
Komentar
Posting Komentar